Senin, 26 Januari 2009

Cerita di Hari Minggu

Assalamu'alaikum, semua!!

Di entri kali ini, aku mau cerita tentang pengalamanku ke Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Slipi. Aku kesana buat jenguk adik almarhum opaku (yang biasa aku panggil dengan sebutan 'Opa Padang' karena asalnya emang dari Padang!) yang lagi dirawat disana karena jantungnya bermasalah. Jadilah di Hari Minggu aku dipaksa Mama buat jenguk Opa Padang karena Mama bilang kalau Opa Padang sayang banget sama aku dan pasti bakalan seneng banget kalau kujenguk. Hehehe...

Berhubung Opa Padang mirip banget sama almarhum opaku, jadi aku ngelihat beliau sama seperti aku ngelihat almarhum opaku, dan rasa sayangku juga sama. Apalagi aku udah enggak ketemu beliau selama hampir 11 tahun. So, dengan senang hati aku ikut Mama, Om, sama Oma ke Harapan Kita... (BTW, tetangganya RS Jantung HarKit, yaitu RSAB HarKit adalah tempat lahirku loh! Hehehe... Gak penting!)

Singkat cerita, begitu sampai, perasaanku campur aduk. Antara ngeri dan semangat. Ngeri karena di tempat itu pastinya ada orang-orang yang berjuang melawan maut yang udah di ujung mata (ya iyalah, lawannya aja penyakit paling mematikan nomor satu di dunia!) plus semangat karena kayaknya bakalan asyik kalau udah gede nanti aku bisa kerja di rumah sakit itu. Yap, aku mau jadi dokter jantung karena aku mau banget nyembuhin orang-orang yang bernasib sama kayak Opa Padang. Aku enggak tega ngelihat orang-orang itu menderita karena organ tubuh mereka yang paling vital bermasalah.

Terus setelah nungguin jam besuk selama setengah jam, aku ketemu sama Opa Padang (yang waktu itu Alhamdulillah keadaannya masih lumayan sehat), aku langsung salaman dan memperhatikan keadaan sekitar di kamar rumah sakit itu. Opa Padang pada saat itu belum dirawat betulan alias masih di kamar registrasi. Nah, di kamar itu kurang lebih ada tujuh atau delapan pasien yang terbaring lemas di tempat tidur mereka. Beberapa pasien bahkan dipasangi alat yang kalau enggak salah namanya elektrokardiograf. Alat ukur tekanan jantung yang suka ada di film-film itu loh... (sorry kalau namanya salah! ;p)

Alhamdulillah, Opa Padang enggak dipasangi alat itu. Tapi yang bikin aku merinding, di bagian ujung dekat pintu, ada pasien bapak-bapak yang sepenglihatanku umurnya masih terbilang enggak tua, koma. Dan dibacain Yassin sama para penjenguknya. Beberapa penjenguk bahkan ada yang nangis. Aku takut ngebayangin aku yang ada di posisi Bapak itu. Dan juga kasihan, karena Bapak itu terlihat bener-bener enggak berdaya. Yang aku bingungin, kenapa Bapak itu enggak dipindahin ke kamar perawatan aja? Kenapa masih di kamar registrasi? Huf... Tapi aku berharap semoga Allah ngasih kesembuhan buat Bapak itu.

Dan di seberang tempat Opa Padang, aku lihat ada kakek-kakek yang kayaknya umurnya emang udah tua banget. Dia cuma ditemenin sama satu orang, entah cucunya, entah siapanya. Aku kasihan lagi lihat Kakek itu, meskipun keadaannya masih lebih baik dibanding Bapak di ujung pintu, tapi dia pasti kesepian. Untunglah, beberapa menit kemudian, ada yang jenguk sang Kakek.

Di samping Kakek itu, ada nenek-nenek yang terlihat lemes banget. Susah ngangkat badan buat bangun. Dan kayaknya Nenek itu komat-kamit berusaha berdzikir sama Allah. Dan enggak lama kemudian, Nenek itu tertidur. Kulihat napasnya juga agak susah. Poor Granny, Ya Allah, please bless her!

Kembali ke Opa Padang. Mamaku benar, Opa Padang seneng banget dijengukin. Dia berulang kali ngelihat aku sambil nanya, "Evin masih inget sama Opa, nggak?". Yang kujawab dengan, "Masihlah, Opa! Masa aku lupa?". Opa ketawa. Yeah, persis banget sama Almarhum Opaku. Mereka berdua emang deket dan mirip banget. Aku jadi mau nangis, enggak tega ngelihat Opa Padang yang ditusukin berbagai jenis jarum. Bahkan ujung infusnya berdarah. Ngelihat Opa Padang jadi kayak ngelihat Opaku hidup lagi...

Aku sadar, ternyata jantung kita yang masih sehat ini adalah karunia yang luar biasa yang diberikan Allah buat kita. Yang harus dijaga dengan hati-hati. Karena kalau aja jantung kita bernasib sama dengan jantung orang-orang di rumah sakit itu, aku yakin, rasanya pasti tersiksa banget. Jadi, mari kita syukuri dan jaga kesehatan jantung!!!

Satu kata dari Opa Padang yang bikin aku nyengir plus blushing :
"Opa mau lihat Evin kawin..." Nah lho!
Shikamaru, kawin yuuukk!! *disambit kipas sama Temari*
Okay, enough for today! Bye...

Rabu, 21 Januari 2009

First Note at 2009

Huaaaa!!!

Aku hampir enggak punya waktu buat ngurusin blog dikarenakan yang namanya tugas-tugas sekolah itu bikin gila!!

Oiya, di tahun 2009 ini aku ganti header blog loh, dari I love Ken Murata jadi Evinno Calypso. Hal itu menandakan kalau aku udah enggak suka sama tokoh khayalan lagi, yeah, aku udah dewasa! Hehehe...

Dan mulai sekarang namaku di cyber space bukan Puu lagi, tapi Evin. My real name. Hahaha...

BTW, tahun baru berarti juga hidup baru! Ngerti kan, maksudnya. Membuang masa lalu dan memandang masa depan. Makin sering introspeksi diri agar kesalahan-kesalahan yang kita perbuat di tahun sebelumnya enggak terulang lagi. Ya contohnya aja kesalahanku di tahun lalu, terlalu mengabaikan pelajaran, jadinya nilai akhir semester satuku hancur lebur!! Huaa, aku mau memperbaiki cara belajarku! God, help meee!!

Jadi, mari kita sama-sama belajar untuk menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi dari tahun lalu! Meskipun mungkin hal itu agak susah dilakukan. Tapi mau gimana lagi? Masa tiap tahun enggak ada perubahan yang berarti? Intinya (mengutip dari iklan susu), berubahlah untuk maju! Yeah, pokoknya semangat buat semua orang yang sama-sama stres gara-gara nilai semester 1!! We have to struggle to face this world!

Oke, sekian untuk catatan pertamaku di tahun 2009 ini. Mungkin rada enggak jelas karena aku juga lagi enggak tahu mau nulis apa. Hehehe... ;p

Buat semua, diminta keikhlasan hatinya untuk memberikan komen di blog saya yang sepi ini... Hiks...

(Turut berduka cita atas kematian ribuan warga Palestina yang diserang oleh tentara Israel yang jelas-jelas TIDAK PUNYA MORAL!!! Semoga kalian semua bahagia di sisi Allah SWT. Amin...)