Selasa, 24 Februari 2009

Puisi Pelepas Penat

Assalamu'alaikum, kawan!!

Berhubung pelatihan astronomi rada bikin ngantuk dan puyeng plus kesel gara-gara gak bisa nikmatin libur 3 hari, maka untuk menghilangkan stres, aku bikin sebuah puisi aneh. Lumayan buat melepaskan segala penat dan beban yang menggelayut di pohon rambutan. Hehe, jayus mode : ON!!

***

Untuk yang Terkasih

Saat ku terpuruk ke titik terendah...
Tanpa seorang pun dapat melihatku
Kau mengulurkan tanganmu padaku
Menyemangatiku untuk bangkit
Dan mengatakan, “Kau pasti bisa!”
Kata-kata yang indah
Yang tak terbayar oleh ribuan puisi para pujangga

Saat ku mencoba berdiri...
Senyummu terkembang dan kau terus berbisik
“Kau pasti bisa!”
Dan kau pun menambahkan,
“Jangan pernah menyerah!”

Aku pun berdiri...
Dua jiwa berjalan bersisian
Dengan tangan yang saling menggenggam
Menuntunku, si pecundang untuk maju
Agar bisa bertarung dalam kehidupan

Saat ku terjatuh...
Uluran tanganmu senantiasa hadir untukku
Kau terus mengulanginya, kata-kata itu
“Kau pasti bisa! Jangan pernah menyerah!”
Menyulut api semangatku
Dan aku pun bangkit kembali

Saat ku terhalang ketakutan...
Aku bersembunyi di balik lenganmu
Memelukmu dengan gemetar
Kau hanya tersenyum
Dan membelai kepalaku
Semua akan baik-baik saja
Ujarmu lembut

Saat ku mulai merasakan setitik keberanian...
Kau menepuk bahuku dan berjalan di belakangku
Membiarkanku memimpin perjalanan ini
Kali ini, tanpa membantuku sama sekali
Tanpa memelukku di kala aku ketakutan
Kau hanya berujar
“Kau pasti bisa! Jangan pernah menyerah!”

Saat ku terjatuh untuk yang kesekian kalinya...
Kau tak lagi mengulurkan tanganmu
Kau biarkan aku terjatuh di depanmu
Kau hiraukan diriku yang menangis meminta bantuanmu
Kau hanya berkata, “Kau pasti bisa! Jangan pernah menyerah!”
Dan menambahkan
“Kali ini kau harus berjuang sendiri meskipun aku berada di dekatmu”

Saat ku tersadar untuk mencoba menuntun diriku sendiri
Matamu berbinar senang
Kau terus berkata, “Kau pasti bisa! Jangan pernah menyerah!”
Dan baru kusadari makna kata-katamu
Bahwa aku pasti bisa
Bahwa aku tak boleh menyerah
Kau menggenggam tanganku
Menyalurkan segenap keberanianmu
Kemudian kembali berjalan mengikutiku di belakang

Saat ku terjatuh lagi dan lagi...
Kutatap wajahmu di belakangku
Menyemangatiku
Dan aku pun kembali berdiri sendiri
Dengan tenagaku
Tanpa bantuanmu
Kau pun bangga padaku

Saat ku telah terlihat oleh orang lain
Saat ku melihat secercah cahaya kehidupan di depanku
Saat ku mulai merasakan kebahagiaan
Aku menoleh ke belakang
Ingin memelukmu, wahai orang terkasih
Yang telah membuatku bangkit
Yang telah membuatku merasakan nikmatnya perjuangan

Ku mengharapkan sepasang lenganmu terbentang
Untuk memelukku
Agar aku bisa merasakan semangat, keberanian, dan kehangatan
Mengalir di relung hatiku
Namun kau telah menghilang pergi
Hanya meninggalkan sebuah kata-kata perpisahan
“Kau sudah bisa berjalan sendiri, tanpa harus takut terjatuh, tanpa harus terhalang ketakutan... Kau sudah bisa melakukannya. Tugasku telah selesai. Selamat menikmati dirimu yang baru.”

Aku menangis perih atas kepergianmu
Namun kau benar
Aku telah bisa berjalan sendiri
Aku tak butuh uluran tanganmu lagi
Tak butuh lenganmu lagi untuk bersembunyi
Aku telah menemukan diriku yang baru
Semua berkat dirimu

Wahai orang terkasih
Terima kasih atas segalanya
Kau telah memberikan sesuatu yang tak ternilai bagiku
Kau menghadirkan cahaya untuk kehidupanku
Kau telah menyingkirkan rasa takut dari kehidupanku
Kau menyadarkanku bahwa aku bisa
Bahwa aku tak boleh menyerah

Wahai orang terkasih
Selamat tinggal

***

Iya, aku tau kalau puisi di atas adalah puisi aneh bin gak jelas. Tapi mohon maklumi aja, berhubung yang bikin adalah anak stres kebanyakan tugas plus lagi tegang gara-gara mau ikutan seleksi olimpiade. Mohon do'anya, ya, kawanku semua biar aku bisa ikutan OSN Astronomi tahun ini...*bowing*

Oiya, katanya anak-anak hepi femili pada batal pergi ke dufan kemarin! Hehe, makanya, jangan seneng-seneng tanpa ngajak aku (secara dari kemarin aku latihan astro di sekolah)! Kualat kan? Dan untuk Dean, anakku, partner in crime ku di astro, SEMANGAT! Kali ini kita berperan sebagai saingan untuk mendapat emas, bukan lagi sebagai ibu-anak yang gila!

Dan buat anak-anak dana AKSI, semacam Gita kakakku, Tifa anak bungsuku, dan Eja, SEMANGAT juga! Sejuta buat seorang itu enggak sedikit, loh! Kudo'ain semoga AKSI tahun ini bisa berjalan lancar tanpa defisit macem-macem.

Anyway, ada yang bisa menafsirkan makna puisiku? Jawab lewat komen! :D

Tidak ada komentar: