Minggu, 08 Februari 2009

Sebuah Renungan untuk Kebahagiaan

Assalamu’alaikum, kawan!!

Berpegang teguhlah pada apa yang telah Allah berikan kepadamu dan jadikanlah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur. (QS Al-A’raaf [7]: 144)

Lihat ayat di atas kan? Nah, kali ini aku mau membagi cerita yang kudapat dari buku “La Tahzan for Teens” yang ditulis oleh Qomaruzzaman Awwab (yang diadopsi dari buku ‘Mr. Positive versus Mr. Negative karya Praveen Verma). Kisah ini bagus untuk dijadikan renungan untuk orang-orang yang jarang bersyukur akan nikmat Tuhan (kayak aku! ;D) dan merasa tidak berbahagia dengan hidupnya. Cerita ini untuk semua agama, lho!

So, here’s the story...

Konon ada seorang pemuda yang bermimpi bertemu dengan malaikat. Saat itu dia mengajukan satu keinginan, “Aku ingin tinggal dalam sebuah rumah besar dengan sebuah serambi di depan, dua peliharaan yang bagus, dan sebuah taman di halaman belakang. Aku ingin menikahi seorang wanita yang tinggi, sangat cantik dan baik hati, dan berambut hitam panjang, bermata biru, yang bisa bermain gitar dan bernyanyi dengan suara bening dan tinggi.

Aku juga ingin tiga anak lelaki yang kuat sebagai teman bermain sepak bola. ketika mereka tumbuh dewasa, yang satu akan menjadi ilmuwan besar, satu lagi menjadi senator, dan yang paling muda menjadi penyerang belakang. Aku ingin menjadi petualang di samudra luas, mendaki gunung-gunung tinggi dan menyelmatkan orang. Dan aku ingin mengendarai Ferrari merah dan tidak pernah harus menyupir sendiri.”

Malaikat menjawab, “Tampaknya itu mimpi yang indah. Aku ingin kamu bahagia.”

Suatu hari, saat bermain sepak bola, pemuda itu terluka lututnya. Tentu dia tidak bisa bertualang ke laut dan gunung-gunung. Dia pun terpaksa banting setir dan memulai bisnis pemasok farmasi. Dia manikahi seorang gadis cantik dan baik hati, tapi gadis itu pendek, bermata cokelat (tidak biru seperti yang diharapkan sang pemuda), tidak dapat bermain gitar apalagi menyanyi (tapi, bisa memasak masakan yang sangat enak).

Karena usahanya yang biasa-biasa saja, dia tinggal di kota besar di puncak gedung apartemen yang tinggi dengan pemandangan ke laut membiru dan lampu kota di bagian bawah. Dia pun memiliki anak perempuan yang lumpuh, tapi sangat cantik dan pintar memainkan musik. Dia tidak mengendarai Ferrari, walaupun sangat kecukupan.

Suatu ketika dia terbangun dari tidur dan mengingat mimpinyayang dulu. Dia pun bersedih dan mengeluh kepada seorang psikolog. Dia mengeluhkan tentang istrinya, rumahnya, dan kariernya. Dia dikenai bayaran $110 oleh sang psikolog. Karena masih ingin Ferrari, dia mendatangi seorang akuntan untuk menghitung uangnya. Akuntan itu mengenakan biaya $100. Dia pun datang ke ahli nujum untuk mengeluhkan nasib anak-anaknya. semua yang didatangi mengatakan, “Kamu sudah cukup bahagia dengan kondisimu sekarang!”

Lelaki ini tak mau mendengar, akhirnya dia jatuh sakit. Semua keluarga bersedih, kecuali psikolog, akuntan, dan ahli nujum. Pada suatu malam, dia bermimpi bertemu malaikat, “Kenapa Tuhan tidak memberikan permintaanku?”

Malaikat menjawab, “Tuhan bisa saja memberikan semuanya, tapi Tuhan ingin mengejutkanmu dengan hal-hal yang tak kau impikan. Tuhan menyangka kamu telah memperhatikan apa yang telah diberikan oleh-Nya kepadamu:seorang istri yang cantik dan baik hati, sebuah usaha yang bagus, sebuah tempat yang bagus untuk ditinggali, tiga anak yang cantik.”

“Ya.” sela lelaki itu, “Tetapi aku pikir Tuhan akan memberikan apa yang benar-benar aku inginkan.”
“Dan Tuhan pikir, kamu memberikan kepada-Nya apa yang benar-benar Dia inginkan,” jawab malaikat.
“Apa yang Tuhan inginkan dariku?” tanya lelaki itu. Dia tak menyangka bahwa Tuhan menginginkan sesuatu dari dirinya.
Malaikat menjawab, “Tuhan ingin kau bahagia dengan apa yang telah Dia berikan kepadamu.”


                                                                             ***

Yap, itulah ceritanya. Dan ada pula sebuah kutipan bagus dari buku itu yang bunyinya,“Semua orang yang sukses memiliki rumus yang sama, ‘terimalah dengan lapang dada anugerah yang diberikan meskipun belum memenuhi harapan. Terimalah tanpa merasa kekurangan.’”

Jadi kawan, banyak sekali orang di dunia ini yang memiliki kisah yang sama dengan lelaki di atas. Dia adalah orang yang cukup beruntung, walaupun ada beberapa kekurangan padanya (hei! Mana ada yang sempurna di dunia ini?). Namun masih aja merasa enggak puas akan apa yang didapatnya hanya karena apa yang telah Tuhan berikan kepadanya enggak sesuai dengan harapannya dulu.

Tapi satu hal yang perlu kita ingat, kita harus selalu mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan pada kita. Karena orang-orang yang stress dan tidak berbahagia kebanyakan adalah orang yang enggak puas dengan apa yang dimilikinya. tentu kita enggak mau jadi orang stress kan?

Oke, sekian untuk entri kali ini, semoga bermanfaat. ^^

Tidak ada komentar: